Selasa, 23 Oktober 2012

Berharap dari Sang Ibu Kota


Jakarta, mendengar namanya bagi sebagian kaum urban memang cukup familiar. Betapa tidak, kota yang setiap tahunnya diserbu masyarakat dari berbagai wilayah Indonesia memiliki pesona yang tidak ada tandingannya. Tahun 2012 ini, data menyebutkan kenaikan jumlah penduduk pasca lebaran sebesar 7% atau sekitar empat belas juta jiwa mencoba mengadu nasib pada ibu kota.
Ibu kota, kebanyakan di seluruh dunia memang merupakan suatu wilayah yang memiliki roda perekonomian paling banyak di daerah lain. Betapa tidak, ibu kota merupakan pusat dari investasi banyak pihak pengusaha dalam dan luar negeri. Selain itu, ibu kota merupakan tempat yang keadaanya tidak akan terbelakang. Alasan-alasan itulah yang oleh sebagian masyarakat menjadi latar belakang mereka ingin mengadu nasib di Jakarta. Banyak harapan yang mereka bawa dari daerah untuk diwujudkan di ibu kota.
Jika diibaratkan seperti seorang anak dengan ibunya, maka sang anak cenderung akan merasa lebih nyaman dan semua permintaannya akan segera tercapai jika ia dekat dengan sang ibu. Begitulah masyarakat Indonesia khususnya para urban. Mereka menganggap dengan datang ke Jakarta akan lebih mudah mendapatkan apa yang ia inginkan apabila dekat dengan ibu kota, Jakarta. Dengan demikian, harapan untuk hidup sejahtera sepenuhnya mereka gantungkan pada ibu kota Indonesia, Jakarta. Harapan itu menjadi semakin besar ketika sanak saudara mereka telah mencicipi kasih sayang ibu kota.
Ibu kota memang sangat cantik penampilannya dan memang dari sebagian sudut menjadi superior dalam berbagai hal dibandingkan daerah lain. Tak heran, bagi kaum urban harapan akan nasibnya terhadap ibu kota sangat besar. Berbekal informasi dari media dan sanak saudara mereka tak ragu menginjakkan kaki di Ibu Kota, Jakarta. Semoga harapan besar yang telah mereka rajut dapat segera diwujudkan di Ibu Kota, bukan sebuah fatamorgana.

Kamis, 18 Oktober 2012

Visualisasi Mimpi

ini adalah visualisasi saya. aminkan setiap mimpi yang ada di vidio ini yaa :D

bismillah
http://youtu.be/8vj9KaXhZoc

Kamis, 04 Oktober 2012

Manajemen Hati

oleh: ustazah Ivy


Hadza min fadlik rabbi..
            Dalam QS. Albaqarah dan Ali Imran dijelaskan bahwa Alquran berjanji untuk menyelamatkan kita dari api neraka bagi orang-orang yang tetap membacanya. Oleh karena itu, membaca Al-Quran bukan merupakan sebuah beban, tetapi harus dijadikan sebagai kebutuhan. Membaca Al-quran tidak hanya akan mendapatkan pahala dan diselamatkan dari siksa api neraka, namun juga sebagai media untuk introspeksi diri. Semakin tinggi frekuensi kita dalam membaca Al-Quran maka semakin sering pula kita introspeksi diri sehingga hal tersebut dapat meminimalisir timbulnya titik hitam dalam hati kita. Hati merupakan sesuatau yang sangat lembut sehingga untuk menjaganya pun diperlukan treatment yang pas. Salah satu treatment yang dianjurkan oleh Allah untuk menjaga hati kita adalah dengan membaca QS. Al-Kahfi setiap hari Jumat. Dalam QS. Al-kahfi ayat 28 dikatakan, “sabarlah hati kita, bersama dengan Allah pagi dan petang untuk mendapat ridho Allah. Dan janganlah kamu memalingkan wajah pada kekayaan dunia karena dunia hanya kesenangan yang semu dan sebentar.”
            Untuk membuat hati kita tenang dan sesuai keinginan Allah terkadang perlu dengan paksaan karena apabila Allah telah kecewa, Ia akan membuat mereka lupa, naudzubillahi mindzalik.  Oleh karena itu,ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat hati kita tetap tenang. Pertama, beriman dan bertakwa kepada Allah. Dalam QS. Annisa ayat 41 dijelaskan bahwa Rasul akan menjadi saksi atas keimanan dan ketakwaan manusia dimuka bumi. Kedua, mensucikan hati. Mengapa demikian? QS. Al’raf ayat 179 dijelaskan bahwa di neraka kelak penghuninya berasal dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya pintu hidayah dapat berasal dari mana saja seperti mata dan telinga, maka janganlah kita menutupi pintu-pintu tersebut dengan kotoran hati. Ketiga, mengajarkan kitabun hikmah. Salah satu yang dianjurkan setelah Al-Quran adalah hadits arbain. Mengapa? Karena hadits-hadits yang terdapat didalamnya merupakan hadits pilihan dan yang palih shahih karena diriwayatkan oleh banyak perawi.
            Selain dengan cara yang telah disebutkan di atas, ada beberapa hal yang dapat membuat kita senantiasa terjaga diantaranya dengan tetap memelihara hubungan silaturahmi, senantiasa memaafkan orang yang telah dzalim, dan membalas kemaksiatan dengan kebaikan.

Rabu, 03 Oktober 2012

Konsep Diri


Istilah konsep diri dikembangkan oleh psikologi barat agar setiap orang mengenal dirinya. Seorang pemimpin yang baik yaitu seseorang yang kritis dan responsive terhadap lingkungan disekitarnya. Konsep diri ialah upaya mengenal dirinya untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang optimal dan bermanfaat. Oleh karena itu, untuk mengenal konsep diri kita harus membiasakan diri untuk meng-update isu yang terjadi. dalam sebuah ayat yang berbunyi, “laqod kholaqnal insana fi ahsanitaqwim” memiliki arti manusia harus meyakini bahwa diri kita adalah makhluk yang sempurna. Untuk meng-upgrade diri kita harus mengenal konsep diri yang meliputi nama dan tujuan hidup.
Terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi konsep diri yaitu maknawiyah ruhiyah, adda khiliyah berupa kekuatan dari diri yang tidak dapat terbendung oleh orang lain. Pembentukan konsep diri dapat dilakukan dengan mengikuti liqo atau mentoring. Adapun pebentukan konsep diri ala islam melalui faktor eksternal berupa omongan orang lain terhadap dirinya. Berpikir positif juga dapat menumbuhkan konsep diri.
Seseorang mempunyai karakter positif dan negatif, karakter tersebut dipengaruhi oleh pembentukan dari orang tuanya. Karakter yang diajarkan orang tua merupakan faktor yang akan tertanam dalam diri orang tersebut. Selain itu, apa yang kita lihat juga dapat membentuk konesp diri.
Semakin mengenal diri kita, banyak manfaat yang dapat kita ambil. Dengan meengenal diri, kita dapat mengetahui kapasitas diri. Sejauh mana kita dapat mengambil sebuah amanah atau risiko. Dengan mengenal diri, kita dapat memilih suatu keahlian atau profesi dengan tepat tanpa adanya keterpaksaan. Mengenal diri juga akan dapat lebih menghargai diri kita. Dengan mengenal diri kita dapat mengatur waktu dengan baik. Mengenal diri juga akan dapat mengurangi risiko untuk terkena depresi, dan banyak hal manfaat yang dapat diambil.