Selasa, 25 September 2012

Bermain Game : Mengasah Kemampuan Otak

oleh: haifa mardhotillah


Bermain game. Bagi sebagian besar orang, bermain game ibarat sebuah candu. Seakan tak mengenal batasan usia, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi, game bisa menjadi kegiatan menyenangkan sekaligus pengisi waktu luang.
Game yang dimaksud adalah video game atau konsole yang bisa dimainkan dalam berbagai platform. Misalnya platform PlayStation, PC, XBOX, atau handheld seperti PSP, Gameboy, atau bahkan di ponsel.
Main game sebenarnya bermanfaat atau tidak? Kita sering mendengar efek efek negatif dari main game, seperti sekolah atau kerjaan terbengkalai, pelajaran tertinggal dan sebagainya. Lalu pertanyaannya muncul, apakah ada manfaat dari main game itu?
Di tengah perdebatan pengaruh buruk yang ditimbulkan dari game, ada juga yang melakukan penelitian tentang manfaat yang didapat oleh gamer dari sebuah video game.
Beberapa peneliti dari University of Rochester di New York, Amerika melakukan riset mengenai pengaruh positif dari bermain game. Dalam riset tersebut, para gamers usia antara 18 hingga 23 tahun dibagi menjadi dua kelompok.
Yang pertama, adalah gamer yang dilatih dengan game Medal of Honor (Sebuah game FPS yang cukup terkenal). Mereka main game ini satu jam tiap hari selama sepuluh hari berturut-turut. Hasil penelitian menyebutkan bahwa para pemain game ini memiliki fokus yang lebih terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya, jika dibandingkan dengan mereka-mereka yang jarang main game, apalagi yang tidak main sama sekali.
Dengan kata lain, game dapat membantu melatih orang-orang yang memiliki problem dalam berkonsentrasi. Karena proses belajar lewat main game ternyata cepat diserap seseorang. Gamer-gamer ini juga mampu menguasai beberapa hal dalam waktu yang sama atau multitasking.
Sementara itu, penelitian untuk kelompok kedua adalah kelompok gamer yang dilatih dengan Tetris. Tak seperti gamer medal of honor, gamer Tetris hanya berfokus pada satu hal pada satu waktu.
Menurut C. Shawn, kesimpulan dari test ini adalah mereka yang main Medal of Honor mengalami peningkatan dalam visual skill (penglihatan). Bermacam-macam tugas/quest yang terdapat dalam game action (misalnya mendeteksi musuh baru, melacak musuh, menghindari serangan, dll) dapat melatih berbagai aspek dari kemampuan visualisasi.
Para gamer Battle of Hasting (game perang antara Normandia dan Saxon di Hasting), di mana mereka berperan sebagai prajurit ataupun jendral dalam game tersebut, juga memberikan manfaat bagi para pemainnya. Penelitian menunjukkan bahwa Game ini membantu meningkatkan skill dalam bernegosiasi, mengambil keputusan, ataupun melakukan perencanaan, dan berpikir strategis.
Walaupun main game menjadi salah satu hiburan paling populer di dunia dan sudah dilakukan penelitian tentang dampak  positif dan negatifnya terhadap gamer, masih saja game sering kali diremehkan.
Untuk menyeimbangkan antara pro dan kontra terhadap game, selama lima belas tahun terakhir ini Mark Griffiths, profesor di Nottingham Trent University, Inggris melakukan riset. Hasilnya? Video game aman untuk sebagian besar gamer dan bermanfaat bagi kesehatan.
Menurut Griffiths, game dapat digunakan sebagai pengalih perhatian yang ampuh bagi yang sedang menjalani perawatan yang menimbulkan rasa sakit, misalnya kemoterapi. Dengan main game, rasa sakit dan pening mereka berkurang, tensi darahnya pun menurun, dibandingkan dengan mereka yang hanya istirahat setelah diterapi. Game juga baik untuk fisioterapi pada anak-anak yang mengalami cedera tangan.

Selain itu, bermain game ternyata bisa mengurangi kepikunan pada saat menjelang berumur.
“Bermain (videogame) bersama cucu sangat baik bagi para lansia. Sebab, kami tahu bahwa interaksi sosial mampu meningkatkan kemampuan daya pikir para manula,” kata peneliti yang juga profesor psikologi dari University of Illinois, Amerika Serikat, Dr Arthur F. Kramer.
Dalam penelitian yang dilansir jurnal Psychology and Aging edisi Desember disebutkan, studi itu melibatkan 40 lansia sehat dengan range usia antara 60-70 tahun. Awalnya, para partisipan mengikuti beberapa variasi tes mental. Riset tersebut menunjukkan manula yang bermain videogame dengan strategi berat bisa meningkatkan skor mereka berdasarkan jumlah ujicoba daya ingat.
Riset mencakup 49 manula yang secara acak ditugasi untuk main videogame, dan kelompok yang tidak ditugasi main game selama lebih dari sebulan. Kelompok main game menghabiskan waktu 23 jam untuk terlibat dalam “Rise of Nations, video game dimana para pemain berkeinginan mencapai dominasi dunia. Menguasai dunia membutuhkan setumpuk tugas berat termasuk strategi militer, membangun kota-kota, mengelola ekonomi dan memberi makan rakyat.
Ketika penelitian berakhir, kemampuan mental mereka kembali diuji. Jika dibandingkan dengan mereka yang tidak memainkan video game, pemain Rise of Nations menunjukkan peningkatan yang lebih besar soal cara kerja otak, ingatan jangka pendek, daya nalar, dan kemampuan berganti tugas.
Dengan kata lain, bermain game dapat memberikan banyak manfaat. Manfaat ini tidak hanya bisa dirasakan oleh kaum muda, tapi juga bisa dirasakan oleh kaum lansia. Beberapa manfaat yang bisa diperoleh seperti meningkatkan konsentrasi, meningkatkan kemampuan visualisasi, meningkatkan daya ingat, mengasah berpikir secara logis dan strategis, melatih kemampuan motorik , serta melatih otak dalam hal mengambil keputusan dan melakukan perencanaan. Selain itu, video game juga aman untuk sebagian besar gamer dan bermanfaat bagi kesehatan.
Walaupun bermain game aman dan bermanfaat, kita tetap harus memperhatikan waktu dalam bermain game. Jika terlalu lama bermain game tanpa henti, hal itu bisa membuat kita lalai terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam dunia nyata. Serta menurunkan kualitas mata dalam melihat.

Tidak ada komentar: