Kamis, 04 Oktober 2012

Manajemen Hati

oleh: ustazah Ivy


Hadza min fadlik rabbi..
            Dalam QS. Albaqarah dan Ali Imran dijelaskan bahwa Alquran berjanji untuk menyelamatkan kita dari api neraka bagi orang-orang yang tetap membacanya. Oleh karena itu, membaca Al-Quran bukan merupakan sebuah beban, tetapi harus dijadikan sebagai kebutuhan. Membaca Al-quran tidak hanya akan mendapatkan pahala dan diselamatkan dari siksa api neraka, namun juga sebagai media untuk introspeksi diri. Semakin tinggi frekuensi kita dalam membaca Al-Quran maka semakin sering pula kita introspeksi diri sehingga hal tersebut dapat meminimalisir timbulnya titik hitam dalam hati kita. Hati merupakan sesuatau yang sangat lembut sehingga untuk menjaganya pun diperlukan treatment yang pas. Salah satu treatment yang dianjurkan oleh Allah untuk menjaga hati kita adalah dengan membaca QS. Al-Kahfi setiap hari Jumat. Dalam QS. Al-kahfi ayat 28 dikatakan, “sabarlah hati kita, bersama dengan Allah pagi dan petang untuk mendapat ridho Allah. Dan janganlah kamu memalingkan wajah pada kekayaan dunia karena dunia hanya kesenangan yang semu dan sebentar.”
            Untuk membuat hati kita tenang dan sesuai keinginan Allah terkadang perlu dengan paksaan karena apabila Allah telah kecewa, Ia akan membuat mereka lupa, naudzubillahi mindzalik.  Oleh karena itu,ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat hati kita tetap tenang. Pertama, beriman dan bertakwa kepada Allah. Dalam QS. Annisa ayat 41 dijelaskan bahwa Rasul akan menjadi saksi atas keimanan dan ketakwaan manusia dimuka bumi. Kedua, mensucikan hati. Mengapa demikian? QS. Al’raf ayat 179 dijelaskan bahwa di neraka kelak penghuninya berasal dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya pintu hidayah dapat berasal dari mana saja seperti mata dan telinga, maka janganlah kita menutupi pintu-pintu tersebut dengan kotoran hati. Ketiga, mengajarkan kitabun hikmah. Salah satu yang dianjurkan setelah Al-Quran adalah hadits arbain. Mengapa? Karena hadits-hadits yang terdapat didalamnya merupakan hadits pilihan dan yang palih shahih karena diriwayatkan oleh banyak perawi.
            Selain dengan cara yang telah disebutkan di atas, ada beberapa hal yang dapat membuat kita senantiasa terjaga diantaranya dengan tetap memelihara hubungan silaturahmi, senantiasa memaafkan orang yang telah dzalim, dan membalas kemaksiatan dengan kebaikan.

Tidak ada komentar: