Bermain game. Bagi
sebagian besar orang, bermain game ibarat sebuah candu. Seakan tak mengenal
batasan usia, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi, game bisa menjadi kegiatan
menyenangkan sekaligus pengisi waktu luang.
Game yang dimaksud adalah
video game atau konsole yang bisa dimainkan dalam berbagai platform. Misalnya
platform PlayStation, PC, XBOX, atau handheld
seperti PSP, Gameboy, atau bahkan di ponsel.
Main game sebenarnya
bermanfaat atau tidak? Kita sering mendengar efek efek negatif dari main game,
seperti sekolah atau kerjaan terbengkalai, pelajaran tertinggal dan sebagainya.
Lalu pertanyaannya muncul, apakah ada manfaat dari main game itu?
Di
tengah perdebatan pengaruh buruk yang ditimbulkan dari game, ada juga yang
melakukan penelitian tentang manfaat yang didapat oleh gamer dari sebuah video
game.
Beberapa
peneliti dari University of Rochester di New York, Amerika melakukan riset
mengenai pengaruh positif dari bermain game. Dalam riset tersebut, para gamers
usia antara 18 hingga 23 tahun dibagi menjadi dua kelompok.
Yang pertama, adalah gamer yang dilatih dengan game Medal of Honor
(Sebuah game FPS yang cukup terkenal). Mereka main game ini satu jam tiap hari
selama sepuluh hari berturut-turut. Hasil penelitian menyebutkan bahwa para
pemain game ini memiliki fokus yang lebih terhadap apa yang terjadi di
sekelilingnya, jika dibandingkan dengan mereka-mereka yang jarang main game,
apalagi yang tidak main sama sekali.
Dengan kata lain, game dapat membantu melatih orang-orang yang memiliki problem dalam berkonsentrasi. Karena proses belajar lewat main game ternyata cepat diserap seseorang. Gamer-gamer ini juga mampu menguasai beberapa hal dalam waktu yang sama atau multitasking.
Dengan kata lain, game dapat membantu melatih orang-orang yang memiliki problem dalam berkonsentrasi. Karena proses belajar lewat main game ternyata cepat diserap seseorang. Gamer-gamer ini juga mampu menguasai beberapa hal dalam waktu yang sama atau multitasking.
Sementara
itu, penelitian untuk kelompok kedua adalah kelompok gamer yang dilatih dengan
Tetris. Tak seperti gamer medal of honor, gamer Tetris hanya berfokus pada
satu hal pada satu waktu.
Menurut C. Shawn,
kesimpulan dari test ini adalah mereka yang main Medal of Honor mengalami peningkatan
dalam visual skill (penglihatan). Bermacam-macam
tugas/quest yang terdapat dalam game action
(misalnya mendeteksi musuh baru, melacak musuh, menghindari serangan, dll) dapat melatih berbagai aspek dari kemampuan
visualisasi.
Para gamer Battle of Hasting
(game perang antara Normandia dan Saxon di Hasting), di mana mereka berperan
sebagai prajurit ataupun jendral dalam game tersebut, juga memberikan manfaat
bagi para pemainnya. Penelitian menunjukkan bahwa Game ini membantu
meningkatkan skill dalam bernegosiasi, mengambil keputusan, ataupun melakukan
perencanaan, dan berpikir strategis.
Walaupun main game
menjadi salah satu hiburan paling populer di dunia dan sudah dilakukan
penelitian tentang dampak positif dan negatifnya terhadap gamer, masih
saja game sering kali diremehkan.
Untuk menyeimbangkan
antara pro dan kontra terhadap game, selama lima belas tahun terakhir ini Mark
Griffiths, profesor di Nottingham Trent University, Inggris melakukan riset.
Hasilnya? Video game aman untuk sebagian besar gamer dan bermanfaat bagi
kesehatan.
Menurut Griffiths, game
dapat digunakan sebagai pengalih perhatian yang ampuh bagi yang sedang
menjalani perawatan yang menimbulkan rasa sakit, misalnya kemoterapi. Dengan
main game, rasa sakit dan pening mereka berkurang, tensi darahnya pun menurun,
dibandingkan dengan mereka yang hanya istirahat setelah diterapi. Game juga
baik untuk fisioterapi pada anak-anak yang mengalami cedera tangan.
Selain itu, bermain game
ternyata bisa mengurangi kepikunan pada saat menjelang berumur.
“Bermain (videogame)
bersama cucu sangat baik bagi para lansia. Sebab, kami tahu bahwa interaksi
sosial mampu meningkatkan kemampuan daya pikir para manula,” kata peneliti yang
juga profesor psikologi dari University of Illinois, Amerika Serikat, Dr Arthur
F. Kramer.
Dalam penelitian yang
dilansir jurnal Psychology and Aging edisi Desember disebutkan, studi itu
melibatkan 40 lansia sehat dengan range usia antara 60-70 tahun. Awalnya, para
partisipan mengikuti beberapa variasi tes mental. Riset tersebut menunjukkan
manula yang bermain videogame dengan strategi berat bisa meningkatkan skor
mereka berdasarkan jumlah ujicoba daya ingat.
Riset mencakup 49 manula
yang secara acak ditugasi untuk main videogame, dan kelompok yang tidak
ditugasi main game selama lebih dari sebulan. Kelompok main game menghabiskan
waktu 23 jam untuk terlibat dalam “Rise of Nations, video game dimana para
pemain berkeinginan mencapai dominasi dunia. Menguasai dunia membutuhkan setumpuk tugas berat
termasuk strategi militer, membangun kota-kota, mengelola ekonomi dan memberi
makan rakyat.
Ketika penelitian berakhir,
kemampuan mental mereka kembali diuji. Jika dibandingkan dengan mereka yang
tidak memainkan video game, pemain Rise of Nations menunjukkan peningkatan yang
lebih besar soal cara kerja otak, ingatan jangka pendek, daya nalar, dan
kemampuan berganti tugas.
Dengan kata lain, bermain game
dapat memberikan banyak manfaat. Manfaat ini tidak hanya bisa dirasakan oleh
kaum muda, tapi juga bisa dirasakan oleh kaum lansia. Beberapa manfaat yang
bisa diperoleh seperti meningkatkan konsentrasi, meningkatkan kemampuan
visualisasi, meningkatkan daya ingat, mengasah berpikir secara logis dan
strategis, melatih kemampuan motorik , serta melatih otak dalam hal mengambil
keputusan dan melakukan perencanaan. Selain itu, video game juga aman untuk
sebagian besar gamer dan bermanfaat bagi kesehatan.
Walaupun bermain game aman dan
bermanfaat, kita tetap harus memperhatikan waktu dalam bermain game. Jika
terlalu lama bermain game tanpa henti, hal itu bisa membuat kita lalai terhadap
tugas yang harus diselesaikan dalam dunia nyata. Serta menurunkan kualitas mata
dalam melihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar