Kamis, 23 Juni 2011

Fermentasi Abu Vulkanik Percepat Pertumbuhan Tanaman

 Hasil fermentasi abu vulkanik Gunung Merapi denganeffective microorganisme (EM 4) akan mempercepat pertumbuhan tanaman, demikian hasil penelitian tiga siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tiga siswa kelas VIII SMPN 3 Candimulyo, yakni Nazola Soares, Dwi Ristanti, dan Tri Wahyuni, saat ditemui di Magelang, Rabu (15/6), mengatakan penelitian mereka menggunakan tanaman cabai yang ditanam dalam polybag.
Uji coba mereka dilakukan dengan tiga perlakukan berbeda pada tanaman tersebut untuk memperbandingkan hasilnya. Perlakuan pertama media kompos dicampur abu vulkanik yang telah difermentasi dengan EM 4, kedua media abu vulkanik tanpa fermentasi dicampur kompos, dan terakhir media kompos dan EM 4.
Ketua kelompok penelitian tersebut, Nazola mengatakan hasil penelitian tersebut mempersingkat proses pelapukan alamiah abu vulkanik. Sebelumnya, kandungan mineral dari abu vulkanik baru dapat diserap tanaman dengan optimal setelah dua hingga tiga tahun melalui proses pelapukan alamiah dengan bantuan air dan mikroba tanah.
Ia menuturkan, tahapan yang dilakukan dalam penelitian, yakni abu vulkanik yang mempunyai kandungan mineral seperti Fe, Al, Ca, Mg, Na, Ti, dan K dicampur dengan EM 4 dalam sebuah ember. Setelah itu ditutup rapat menggunakan plastik agar proses fermentasi optimal. Proses fermentasi, katanya, membutuhkan waktu minimal satu minggu.
Setelah melalui proses fermentasi, abu vulkanik dikeluarkan dari ember kemudian dicampur kompos dengan komposisi satu banding satu dan dimasukkan dalam beberapa polybag dan ditanami bibit cabai. Menurut dia, setelah 15 hari pada perlakuan pertama dengan media kompos dicampur abu vulkanik yang telah difermentasi EM 4 pertumbuhan tanaman cabai lebih cepat dengan tinggi mencapai 5,39 centimeter, sedang pada perlakukan kedua tinggi tanaman 3,98 centimeter, dan perlakukan ketiga tinggi tanaman 4,43 centimeter.
Guru pendamping penelitian SMPN 3 Candimulyo, A Taufik mengatakan, hasil penelitian tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat, khususnya korban bencana Merapi.

Tidak ada komentar: