Hadza min
fadlik rabbi..
Dalam QS. Albaqarah dan
Ali Imran dijelaskan bahwa Alquran berjanji untuk menyelamatkan kita dari api
neraka bagi orang-orang yang tetap membacanya. Oleh karena itu, membaca
Al-Quran bukan merupakan sebuah beban, tetapi harus dijadikan sebagai
kebutuhan. Membaca Al-quran tidak hanya akan mendapatkan pahala dan diselamatkan
dari siksa api neraka, namun juga sebagai media untuk introspeksi diri. Semakin
tinggi frekuensi kita dalam membaca Al-Quran maka semakin sering pula kita
introspeksi diri sehingga hal tersebut dapat meminimalisir timbulnya titik
hitam dalam hati kita. Hati merupakan sesuatau yang sangat lembut sehingga
untuk menjaganya pun diperlukan treatment
yang pas. Salah satu treatment yang
dianjurkan oleh Allah untuk menjaga hati kita adalah dengan membaca QS.
Al-Kahfi setiap hari Jumat. Dalam QS. Al-kahfi ayat 28 dikatakan, “sabarlah
hati kita, bersama dengan Allah pagi dan petang untuk mendapat ridho Allah. Dan
janganlah kamu memalingkan wajah pada kekayaan dunia karena dunia hanya
kesenangan yang semu dan sebentar.”
Untuk membuat hati kita tenang dan
sesuai keinginan Allah terkadang perlu dengan paksaan karena apabila Allah
telah kecewa, Ia akan membuat mereka lupa, naudzubillahi
mindzalik. Oleh karena itu,ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat hati kita tetap tenang.
Pertama, beriman dan bertakwa kepada Allah. Dalam QS. Annisa ayat 41 dijelaskan
bahwa Rasul akan menjadi saksi atas keimanan dan ketakwaan manusia dimuka bumi.
Kedua, mensucikan hati. Mengapa demikian? QS. Al’raf ayat 179 dijelaskan bahwa
di neraka kelak penghuninya berasal dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya
pintu hidayah dapat berasal dari mana saja seperti mata dan telinga, maka
janganlah kita menutupi pintu-pintu tersebut dengan kotoran hati. Ketiga,
mengajarkan kitabun hikmah. Salah satu yang dianjurkan setelah Al-Quran adalah
hadits arbain. Mengapa? Karena hadits-hadits yang terdapat didalamnya merupakan
hadits pilihan dan yang palih shahih karena diriwayatkan oleh banyak perawi.
Selain dengan cara yang telah
disebutkan di atas, ada beberapa hal yang dapat membuat kita senantiasa terjaga
diantaranya dengan tetap memelihara hubungan silaturahmi, senantiasa memaafkan
orang yang telah dzalim, dan membalas kemaksiatan dengan kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar